Kamis, 17 Oktober 2013

0

Sweet Heart For Mybestfriend

Posted in ,
Sore hari yang panas, tampak seorang gadis remaja berparas ayu berjalan di trotoar jalan. Panas mentari tak menggentarkannya untuk tetap berjalan, meski jika dilihat sepintas kulitnya seputih salju. Dan jika itu terjadi pada remaja lain, pasti ogah – ogahan jalan di panas mentari seperti itu. Tapi lain dengannya. Dan, Ia pun tiba di sebuah rumah yang cukup megah dan berkarakteristik.
“Gal, Galih”. Ucap Hanny memanggil sahabatnya yang satu itu.
“Eh, Hanny. Kita jadikan ngerjain tugas IPA nya”? Tanya Galih.
“Ya iyalah, masa gue udah capek – capek datang ke rumah loe. Tapi tujuannya enggak untuk ngerjain tugas”? Ujar Hany.
“Eh, sahabat loe, enggak loe ajak”? Tanya Galih.
“Maksud loe, siapa”? Tanya Hany heran.
“Itu sobat loe yang udah sahabatan ama loe dari kelas satu. Yang anak IPS”. Ungkap Galih
“Oh....Lisa, maksud loe”? Jelas Hanny.
“Yah. Tepat”. Kata Galih.
“Dia, mah ogah – ogahan kalo jalan – jalan siang bolong kayak gini. Truss dia juga enggak punya tugas kayak kita. Coz dia pikir tidak usah ikut”. Ucap Hanny sembari memperlihatkan senyumnya yang cute banget.
Tapi enggak tahu, di dalam hatinya sakit banget. Apalagi, saat Galih menanyakan Lisa. Enggak tahu kenapa hatinya sakit seakan mau hancur. And setelah itu, mereka ngerjain tugas IPA mereka.
        Keesokan harinya, tepatnya pada jam istirahat Hanny menuju kelas Lisa. Dan ia pun mengajak Lisa ke kantin. Di sana, Ia menceritakan seluruh isi hatinya, termasuk perasaan yang selama ini Ia rasain.
“Wah...Itu berarti suka sama itu ... Siapa lagi, tuh namanya”? Spontan Lisa.
“Galih Aditya Putra”. Jawab Hanny.
“Cieeee”. Sindir Lisa.
Dalam hati Hanny sangat senang, ternyata sahabatnya itu tidak menyukai Galih. Karena tak ada tanda – tanda diwajah Lisa yang menyatakan kesedihan. Justru Ia amat mendukung Hanny. Lagipula Lisa saat ini lagi PDKT ama Vino, ketua kelas IPS yang terkenal ganteng, gaul, pintar, and cool abiz.
        Suatu hari, Hanny kecelakaan. Tentu saja kedua sahabatnya, Galih dan Lisa cemas. Dan mereka sepakat menjenguknya di RS Suara. Dengan berboncengan sepeda motor, mereka menuju rumah sakit itu. Tapi, disaat mereka keluar dari gerbang sekolah. Mereka sama sekali tak merasakan ada mata yang mengintai dari kejauhan, dengan penuh api cemburu dan kecurigaan. Siapa lagi jika bukan Vino. Seminggu Hanny sakit dan seminggu juga Galih dan Lisa berboncengan pulang dari sekolah, jalan ke mal dan shopping hadiah untuk Hanny. Dan tak ada angin, tak ada hujan. Perasaan itu pun muncul. Perasaan kedua insan pun bertemu dan bersemi diantara mereka. Dan hari pertama Hanny muncul di sekolah membuat kedua sahabatnya senang sekaligus kecut. Apalagi Lisa, Ia masih terngiang – ngiang kata – kata Hannya yang lalu. Ia tak ingin mengkhianati sahabatnya itu. Tapi nasi sudah menjadi bubur, Ia sudah menyukai Galih. Dan sekarang Ia hanya dapat memendam perasaan itu dalam – dalam. Hanny yang masih memakai gips di kaki, itu berjalan setengah pincang ke kelasnya. Saat pertama kali bertemu, Hanny telah merasa aneh terhadap dua sahabatnya itu. Seperti ada yang disembunyiin. Terutama Lisa, matanya kayak senduh enggak jelas gitu. Dan disaat mereka bertiga menuju ke kantin barengan,
“Eh, nanti kita ke perpus yah, Lis”. Ajak Galih.
“OK, Deh. Gue mau lanjutin baca novel “Sails in True Love”. Jawab Lisa
“Gue enggak di ajak nih”. Kata Hanny setengah marah, kecewa, dan bingung. “Kapan mereka akrabnya”.Ucapnya dalam hati.
“Eh, sorry. Loe pastinya diajak dong”. Ucap Lisa.
Dan saat di perpus, Hanny kembali bingung. Galih dulunya suka banget ama yang namanya buku fiksi tapi, sekarang ia malah suka baca novel. Kayak sengaja ngikutin Lisa gitu. Dan tentunya menjauh dari Hanny. Selang beberapa menit, lonceng berbunyi. Hanny menghampiri kedua sahabatnya. Tapi, sahabatnya tak memperhatikannya. Mereka hanya sibuk berbincang,
“Eh, entar malam kita nonton, yuk”. Ajak Galih lagi.
“Eh... tapi gimana dengan Hanny”? Cemas Lisa.
“Ah, dia pasti ngerti, kalo orang lagi kasmaran”. Santai Galih.
“Tapi ...,”. Cemas Lisa lagi.
“Yang penting loe, mau apa enggak”? Tanya Galih serius.
“Ya, deh”. Jawab Lisa.
“Gitu Dong”. Goda Galih.
        Ketika mereka berbalik betapa terkejutnya keduanya. Ternyata Hanny dari tadi berada di belakang mereka dan mendengar semuanya.
“Gue enggak nyangka, yah Lis. Loe udah khianatin gue. Khianatin persahabatan kita.Tega loe, yah. Gue udah percayain rahasia perasaan gue ama loe. Tapi loe... Ok kalo itu mau loe. Mulai sekarang loe ama Galih bukan sahabat gue lagi ”. Kata Hanny dengan suara parau. Hanny yang terlanjur pecah marahnya langsung lari keluar dari perpus, sambil menangis.
“Han...tunggu gue mau ngejelasin...”. Lisa yang ingin mengejar Hanny ditahan Galih.
“Lepasin, Lih”! Bentak Lisa karena saking cemasnya terhadap Hanny.
“Gue nahan loe, Cuma mau nanya napa sih Hanny marah and nangis setelah ngedengerin pembicaraan kita”?
“Aduh...Lih. Apa loe enggak nyadar, selama ini Hanny suka ama loe”! Ucap Lisa lalu pergi mengejar Hanny yang sudah jauh entah kemana perginya. Dan meninggalkan Galih yang tercengang sendirian. “Kenapa Han. Padahal waktu kelas dua gue suka ama loe tapi, loe enggak mau nerima gue. Dan waktu pun memudarkan rasa suka gue ama loe”. Sesalnya dalam hati. Lisa yang tidak menemukan Hanny, kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran.
        Dan hari – hari berlalu penuh dengan kebencian Hanny. Dan disaat itu hanya Vino lah yang selalu hadir di dekat Hanny. Tibalah acara ulang tahun SMP Ratu Alam. Para siswa datang berpasangan tapi, tidak dengan Hanny. Ia datang sendirian dengan kesenduannya. Dan di saat acara itu di mulai. Galih dan Lisa merasa itu adalah saat yang tepat untuk meresmikan hubungan mereka sekaligus meminta maaf kepada Hanny.
“Perhatian temen – temen semua, hari ini gue mau ngumumin kalo kita udah resmi pacaran”. Ucap Galih. “Cieeeeee.....Selamat yah”. Goda teman – temannya.
Namun pernyataan itu mematahkan dua hati sekaligus yaitu, Hanny dan Vino. Lisa berbalik melihat Hanny. Tapi Hanny pura – pura tidak melihatnya dan di sela pelupuk matanya terlihat bening air mata yang belum sempat jatuh bercucuran. Hanny pun bangkit. Ia lalu keluar dari ruangan itu. Lisa ingin mengejar tapi, Ia juga tak bisa meninggalkan Galih dan teman – teman yang mengerumuninya. Hanny terus berlari dan  berlari Ia pun memasuki gudang. Di sanalah Ia melampiaskan segala kesedihannya.
Dan terdengar suara orang yang memasuki gudang. Hanny berpikir orang itu adalah Lisa ataupun Galih. Dan suara sentakan sepatu itu terdengar semakin mendekat.
“Pergi aja loe, Lis. Gue mau sendiri”. Bentak Hanny.
“Loe, lucu juga kalo lagi ngambek, yah”. Ucap Vino.
“Loh, kok loe si, Vin”. Heran Hanny.
“Gue tadi liat loe keluar dari party room setelah ngedengerin pernyataan Galih and Lisa. And gue yakin loe pasti sekarang ini ngerasain sama yang gue rasa”. Ujar Vino.
“Tapi....tapi loe kok enggak sedih”? Tanya Hanny.
“Menurut gue kalo loe mencintai seseorang itu. Loe harus nyadar, kalo enggak selamanya cinta itu harus saling memiliki. And intinya kalo loe bener – bener cinta ama seseorang loe harus ikhlas enggak penting kalo orang itu enggak cinta ama loe, tapi yang penting loe bisa liat orang yang loe cintai bisa tersenyum bahagia dalam hidupnya”. Saran Vino.
“Tapi... gue sakit banget. Kenapa orang yang dipilih Galih untuk jadi pacarnya itu Lisa. Sahabat yang gue percayain simpan isi hati gue”. Ujar Hanny setengah menangis.
“Kan gue udah jelasin yang penting itu orang yang kita cintain itu bisa bahagia. Lagipula apa karena cuma Galih loe mau down and persahabatan loe ama Lisa yang udah terjalin lama putus gitu aja. Hanya karena cowok kayak Galih”. Saran Vino lagi.
Tiba – tiba saja, Lisa dan Galih masuk ke gudang itu. Tentu untuk minta maaf ama Hanny. Dan akhirnya mereka berbaikan dan hidup bahagia selamanya.

The End

0 komentar: